PEMBIAKAN DENGAN CARA SETEK
Setek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Setek
merupakan pemotongan organ dari induk yang kemudian ditanam di medium
agar menumbuhkan akar dan tunas batang. Setek banyak dilakukan untuk
memperbanyak tanaman hias dan tanaman buah.
Keunggulan setek:
- Sifat tanaman baru sama dengan sifat induknya.
- Bagian tanaman induk yang diperlukan sebagai bahan setek relatif sedikit, sehingga tidak merugikan tanaman induk.
- Menghasilkan tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah memiliki akar, batang dan daun.
- Setek mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknologi yang rumit.
- Biaya yang dikeluarkan sedikit dan waktu yang diperlukan relative singkat.
- Jumlah tanaman yang dihasilkan lebih banyak dari pada cangkok dan okulasi.
- Tanaman baru hasil setek memiliki keseragaman umur
Media yang diperlukan dalam perbanyakan setek adalah:
- Campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah jadi dengan perbandingan ( 1 : 1 ).
- Campuran tanah, pasir halus dan pupuk kandang dengan perbandingan ( 1 : 1 : 1 ).
Cara perlakuan-perlakuan setek yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Setelah bahan setek dipisahkan dari tanaman induk (kecuali setek daun), bagian pangkal segera direndam dengan air atau dicuci dengan air yang mengalir. Tujuannya supaya jaringan pengangkut tidak terisi udara. Dengan demikian, bahan setek akan cepat menyerap air dan mineral dari media tanam.
- Untuk mempercepat pertumbuhan akar, dapat digunakan Rooton F. Pangkal setek dalam keadaan basah dimasukkan ke dalam Rooton F.
- Lembaran daun yang ada dibahan setek dipotong setengahnya. Pemotongan daun ini bertujuan untuk mengurangi penguapan.
Setek
dapat disemaikan dalam polibag atau bedengan selama bahan setek
disemai, keadaan lingkungan media semai harus terlindung dari sinar
matahari dan air hujan langsung dengan cara menyiapkan atap atau
naungan. Media semai harus disiram secara rutin supaya tetap lembab.
Pada musim kemarau setek disiram dua kali sehari sedangkan pada musim
hujan cukup disiram sehari sekali. Air sisa siraman harus dapat mengalir
secara lancer dari polibag atau bedengan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan setek yaitu:
· Kondisi
batang yang masih muda, pada kondisi batang yang masih muda memiliki
kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi, hal ini yang
menyebabkan pucuk tumbuh lebih cepat dibandingkan akar.
· Kondisi
pisau yang kurang steril, agar pisau yang digunakan steril yaitu dengan
menggunakan alkohol, dengan menggunakan alkohol akan membersihkan
bakteri-bakteri yang terdapat pada pisau dan menghindari menempelnya
bakteri pada luka setek yang bisa menyebabkan kegagalandalam setek.
· Kekeringan.
Setek
atau Cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong di salah satu bagiannya.
Potongan tanaman bisa langsung ditanam pada medium tanah. Setek bnyak
dilakukan untuk memperbanyak tanaman-tanaman hias dan tanaman buah,
seperti: anggur, markisa, sukun, jeruk nipis, apel, panili, sirih.
Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis,
lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan
dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan
dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi
tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress
lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan.
Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru
yang true to name dan true to type.
Regenerasi
akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri
dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi
sebagai zat pengatur tumbuh. Boulline dan Went (1933) menemukan
substansi yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun dan tunas yang
menstimulasi perakaran pada stek. Menurut Hartmann et al (1997),
zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah
Auksin. Auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-aceticacid (IAA),
indolebutyric acid (IBA) dan nepthaleneacetic acid (NAA). IBA dan NAA
bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin alami,
sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan
tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside,
kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine
(BA atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting
dalam pengakaran stek. Faktor intern yang paling penting dalam
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik.
Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk
yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman
dengan cara stek, tanaman sumberseharusnya mempunyai sifat-sifat unggul
serta tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi
terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga
penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi
lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber
diantaranya adalah:
1. Status air
Setek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan setek dalam kondisi turgid.
2. Temperatur
Tanaman setek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3. Cahaya
Durasi
dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada
jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada
kondisi cahaya yang tepat.
4. Kandungan karbohidrat
Untuk
meningkatkan kandungan karbohidrat bahan setek yang masih ada pada
tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi
karbohidrat.
Pada setek tanaman adenium (setek batang), yang dilakukan pada 2 batang adenium dengan perlakuan yang berbeda yaitu: perlakuan pertama dengan mengolesi growtone pada daerah luka, perlakuan kedua sebagai kontrol atau tidak diberi perlakuan. Setelah 2 minggu didapatkan hasil yaitu:
· Pada setek yang diolesi growtone menghasilkan 1 tunas, tinggi tunas 1 cm, jumlah daun 6 helai.
· Pada kontrol menghasilkan 2 tunas, tinggi tunas 2,5 cm-4,5 cm, jumlah daun 5 helai.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tanaman yang yang tida diberi perlakuan/control
pertumbuhanmya lebih cepat dan menghasilkan daun lebih banyak
dibandingan tanaman yang diberi perlakuan dengan growton. Padahal
seharusnya tanaman yang diberi perlakuan dengan growtone lebih cepat
pertumbuhannya karena growton merupakan zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Untuk membuktikan apakah growtone
berpengaruh terhadap pertumbuhan batang kedua tanaman dicabut dan di
dapatkan hasil, baik tanaman yang diberi pelakuan dan yang tidak diberi
perlakuan kedua tanaman tidak tumbuh akar namun memiliki pucuk daun, hal
ini disebabkan oleh keadaan batang yang masih muda karena pada keadaan
batang yang masih muda memiliki kandungan karbohidrat yang rendah
sedangkan kandungan hormonnya tinggi, kejadian ini akan menyebabkan
hasil setekan akan tumbuh tunas terlebih dahulu. Padahal setek yang baik
harus tumbuh akar terlebih dulu kemudian baru disususul pemunculan
tunas daun.
Setek terdiri dari beberapa macam yaitu:
1. Stek Daun
Setek
daun merupakan salah satu teknik setek yang menggunakan bagian daun
tanaman atau daun yang bertunas. Tanaman yang bisa diperbanyak melalui
setek daun adalah tanaman hias seprti cocor bebek dan tanaman jeruk yang
berbuahnya masam banyak menyimpan energi sehingga lebih mudah disetek.
2. Stek Batang
Setek
batang merupakan salah satu perbanyakan vegetatif tanaman dengan
menggunakan potongan batang, cabang, atau ranting tanaman induknya.
Setek batang disebut juga setek kayu atau setek ranting. Setek
batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman
buah. Syarat mutlak tanaman yang akan diperbanyak secar setek batang
adalah harus memiliki kambium.
3. Stek Umbi
Pada
stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi
batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan,
umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap
potongannya mengadung calon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk
pada setiap potongan umbi, maka umbi perlu dierandap dalam bakterisida
dan fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi
antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lain-lainSTEK TANAMAN
Bibit setek adalah bibit vegetatif
yang diperoleh dengan memperbanyak bagian tanaman yang mampu membentuk
akar secara cepat, yaitu batang/cabang, akar, dan anakan.
Cabang atau batang untuk bahan bibit setek telah berumur 1-3 tahun, bermata tunas sehat, dan berasal dari pohon induk yang telah berbuah selama 2-3 musim berturut-turut.
Cabang yang telah berumur 1-2 tahun memiliki kulit berwarna kecokelat-cokelatan, minimal berukuran sebesar pensil. Kalau cabang terlalu kecil atau berasal dari tunas air, bibit setek akan mudah kering dan mati. Kalaupun bisa tumbuh, sifat tanaman mudah rapuh dan masa berbuah menunggu lama. Kalau cabang yang digunakan terlalu tua, bibit setek tidak cepat menghasilkan akar yang sempurna.
Cabang bermata tunas sehat memiliki pertumbuhan yang paling sempurna. Kalau mata tunas cabang tidak sehat atau rusak, besar kemungkinan bibit setek yang tumbuh keadaannya akan merana. Bahkan bibit bisa tidak tumbuh sama sekali.
Kalau cabang bahan setek berasal dari tanaman yang telah berproduksi 2-3 kali berturut-turut, bibit yang diperoleh memberi kepastian bahwa bahannya bagus. Kalau pohon induk yang dipakai bersifat unggul, dapat dipastikan mutu buah dari tanaman baru itu pasti sama dengan pohon induknya.
Teknik pembuatan bibit setek sangat sederhana. Sifat-sifat unggul pohon induk yang diinginkan dapat menurun dengan sempurna pada tanaman baru. Buah yang dihasilkan nantinya pun bermutu serupa pohon induknya.
Namun tidak semua tanaman buah bisa diperbanyak dengan setek. Tanaman buah-buahan yang bisa diperbanyak dengan setek sangat terbatas jenisnya. Misalnya anggur, arbei, delima, jeruk manis, jambu air, jambu mete. mangga, dan salak. Jambu biji, jambu sukun, dan kesemek juga bisa diperbanyak dengan setek, tetapi setek akar. Salak diperbanyak dengan setek tunas.
Stek batang dibedakan menjadi tiga jenis dari cara pengambilan batang yang digunakan untuk stek, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Perbedaan antara tiga jenis stek tersebut adalah sebagai berikut.
Cabang atau batang untuk bahan bibit setek telah berumur 1-3 tahun, bermata tunas sehat, dan berasal dari pohon induk yang telah berbuah selama 2-3 musim berturut-turut.
Cabang yang telah berumur 1-2 tahun memiliki kulit berwarna kecokelat-cokelatan, minimal berukuran sebesar pensil. Kalau cabang terlalu kecil atau berasal dari tunas air, bibit setek akan mudah kering dan mati. Kalaupun bisa tumbuh, sifat tanaman mudah rapuh dan masa berbuah menunggu lama. Kalau cabang yang digunakan terlalu tua, bibit setek tidak cepat menghasilkan akar yang sempurna.
Cabang bermata tunas sehat memiliki pertumbuhan yang paling sempurna. Kalau mata tunas cabang tidak sehat atau rusak, besar kemungkinan bibit setek yang tumbuh keadaannya akan merana. Bahkan bibit bisa tidak tumbuh sama sekali.
Kalau cabang bahan setek berasal dari tanaman yang telah berproduksi 2-3 kali berturut-turut, bibit yang diperoleh memberi kepastian bahwa bahannya bagus. Kalau pohon induk yang dipakai bersifat unggul, dapat dipastikan mutu buah dari tanaman baru itu pasti sama dengan pohon induknya.
Teknik pembuatan bibit setek sangat sederhana. Sifat-sifat unggul pohon induk yang diinginkan dapat menurun dengan sempurna pada tanaman baru. Buah yang dihasilkan nantinya pun bermutu serupa pohon induknya.
Namun tidak semua tanaman buah bisa diperbanyak dengan setek. Tanaman buah-buahan yang bisa diperbanyak dengan setek sangat terbatas jenisnya. Misalnya anggur, arbei, delima, jeruk manis, jambu air, jambu mete. mangga, dan salak. Jambu biji, jambu sukun, dan kesemek juga bisa diperbanyak dengan setek, tetapi setek akar. Salak diperbanyak dengan setek tunas.
Stek Batang
Pada dasarnya, stek dari ketiga bagian tanaman yang diambil untuk stek, yaitu batang, akar, dan anakan atau tunas, hanya stek batang yang paling tidak mudah untuk dilakukan, terutama untuk tanaman yang berkayu.Stek batang dibedakan menjadi tiga jenis dari cara pengambilan batang yang digunakan untuk stek, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Perbedaan antara tiga jenis stek tersebut adalah sebagai berikut.
- Stek lunak dibuat dari pucuk ranting/cabang muda yang masih dalam masa tumbuh,
- Stek setengah lunak dibuat dari ranting/cabang yang sudah berhenti pertumbuhannya dan mulai menua batang maupun daunnya. Tetapi, batangnya masih belum mengayu. Umurnya tidak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil, dan masih berdaun.
- Stek keras adalah dahan yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil dan masih berdaun.
- Siapkan media berbentuk campuran kompos halus dan pasir yang bersih dari lumpur. Dapat juga dipergunakan serbuk gergaji kayu. Perbandingan antara pasir dan kompos adalah 1 : 1.
- Masukkan media di dalam pot atau bak dari kayu yang kedalamannya minimum 10 cm. Isi pot atau bak hingga 3 cm di bawah bibir pot atau bak.
- Kemudian basahi media dalam pot dengan air yang bersih dan biarkan air yang berlebihan mengalir keluar.
- Untuk stek lunak dan setengah lunak, potong ranting sepanjang 10-12,5 cm di bawah tangkai daun. Diameter stek ± 0,5 cm. Buang daun bagian bawah, kurang lebih setengah dari seluruh daun.
- Untuk stek keras panjang ranting atau dahan 15-20 cm, dan dipotong di bawah bagian setengah lunak di atas kuntum daun, sedangkan di bagian bawah dipotong di bawah kuntum daun. Paling sedikit 3 helai daun dibiarkan di atas bagian atas stek. Daun yang lebar dipotong setengahnya.
- Manfaatkan zat perangsang tumbuh (ZPT) dalam bentuk tepung atau cairan. Masukkan 2-3 cm pangkal stek ke dalam zat tersebut.
- Masukkan pangkal stek ke dalam media.
- Kerudungi stek dengan plastik yang tembus sinar, setelah sebelumnya disemprot dengan sprayer.
- Letakkan di tempat yang teduh.
- Bila dalam waktu 1 minggu daun pucuknya masih segar, kemungkinan besar stek akan berakar.
- Bergantung pada jenis tanaman, umumnya pada umur 1 bulan atau lebih stek sudah dapat dipindahkan ke dalam pot individu.
- Dalam pot individu ini stek dibiarkan tumbuh hingga cukup besar untuk dipindahtanamkan ke lahan. Usahakan jangan sampai semaian stek ini mengalami kekeringan, jaga kelembapannya. Namun, jangan sampai terlalu banyak air. Pada umumnya stek keras lebih lama mulai berakarnya.